Senin, 16 Februari 2009

Nur Isra...

Tulisan ini ku persembahkan untuk saudaraku yang jauh disebrang,mudah-mudahan Allah SWT meridhoi langkah-langkahnya dan do'aku kalaupun kita belum bisa berjumpa di dunia mudah-mudahan allah akan mempertemukan kita di surgaNya Amiin. Pria dan wanita yang sepakat hidup bersama dalam mahligai perkawinan diibaratkan tengah menanam sebatang pohon-bukan mendapatkan sekeranjang buah yang langsung bisa dinikmati. Suami-istri harus rajin menyirami, memupuk, menyiangi gulma, bahkan memangkas ranting-ranting yang tak berguna agar pohon dapat tumbuh subur dan berbuah. Demikianlah, seorang suami atau istri seharusnya memandang perkawinan sebagai tempat untuk "memberikan" banyak hal demi cita-cita bersama, bukan untuk "mendapatkan" sesuatu dari pasangan.Kebahagian perkawinan adalah cita-cita yang didambakan oleh setiap pasangan dan hal itu sudah dapat dirasakan oleh suami-istri dalam setiap bentuk perawatan sekecil apa pun terhadap pohon cinta yang mereka tanam dengan membuang egoisme, memetingkan pasangan, dan memahami pasangan.Pada akhirnya, suami dan/atau istri harus menyerah pada waktu ketika raga luruh di dunia fana ini, namun Pohon Cinta tetap tumbuh menjulang seakan mengatasi ruang dan waktu. Cinta itu kekal, kendati raga hanya bersifat sementara. Hubungan suami istri akan berakhir, namun Pohon Cinta yang terus dirawat akan abadi, mengantarkanya menuju kesatuan hidup secara spiritual yang tak bisa dipisahkan oleh apa pun, bahkan kematian.

Do'a dan Hikmah Pernikahan "Semoga Allah SWT menghimpun yang terserak dari keduanya memberkati mereka berdua, meningkatkan kualitas keturunannya sebagai pembuka pintu rakhmat, sumber ilmu dan hikmah serta pemberi rasa aman bagi umat." (Doa Nabi Muhammad SAW, pada pernikahan putrinya Fatimah Az Zahra dengan Ali bin Abi Thalib)

Tidak ada komentar: