Selasa, 15 September 2009

Waspadai Imunisasi dan Vaksin terhadap Anak Anda.

Vaksin begitu dipercaya sebagai pencegah penyakit. Hal ini tidak terlepas dari adanya 3 mitos yang sengaja disebarkan. Padahal, hal itu berlawanan dengan kenyataan. 1. Efektif melindungi manusia dari penyakit. Kenyataan: Banyak penelitian medis mencatat kegagalan vaksinasi. Campak, gabag, gondong, polio, terjadi juga di pemukiman penduduk yang telah diimunisasi. Sebagai contoh, pada tahun 1989, wabah campak terjadi di sekolah yang punya tingkat vaksinasi lebih besar dari 98%. WHO juga menemukan bahwa seseorang yang telah divaksin campak, punya kemungkinan 15 kali lebih besar untuk terserang penyakit tersebut daripada yang tidak divaksin. 2. Imunisasi merupakan sebab utama penurunan jumlah penyakit. Kebanyakan penurunan penyakit terjadi sebelum dikenalkan imunisasi secara masal. Salah satu buktinya, penyakit-penyakit infeksi yang mematikan di AS dan Inggris mengalami penurunan rata-rata sebesar 80%, itu terjadi sebelum ada vaksinasi. The British Association for the Advancement of Science menemukan bahwa penyakit anak-anak mengalami penurunan sebesar 90% antara 1850 dan 1940, dan hal itu terjadi jauh sebelum program imunisasi diwajibkan. 3. Imunisasi benar-benar aman bagi anak-anak Yang benar, imunisasi lebih besar bahayanya. Salah satu buktinya, pada tahun 1986, kongres AS membentuk The National Childhood Vaccine Injury Act, yang mengakui kenyataan bahwa vaksin dapat menyebabkan luka dan kematian. Apa saja racun yang terkandung dalam vaksin? Beberapa racun dan bahan berbahaya yang biasa digunakan seperti Merkuri, Formaldehid, Aluminium, Fosfat, Sodium, Neomioin, Fenol, Aseton, dan sebagainya. Sedangkan yang dari hewan biasanya darah kuda dan babi, nanah dari cacar sapi, jaringan otak kelinci, jaringan ginjal anjing, sel ginjal kera, embrio ayam, serum anak sapi, dan sebagainya. Sungguh, terdapat banyak persamaan antara praktik penyihir zaman dulu dengan pengobatan modern. Keduanya menggunakan organ tubuh manusia dan hewan, kotoran dan racun (informasi ini diambil dari British National Anti-Vaccination league). Dr. William Hay menyatakan, “Tak masuk akal memikirkan bahwa Anda bisa menyuntikkan nanah ke dalam tubuh anak kecil dan dengan proses tertentu akan meningkatkan kesehatannya. Tubuh punya cara pertahanan tersendiri yang tergantung pada vitalitas saat itu. Jika dalam kondisi fit, tubuh akan mampu melawan semua infeksi, dan jika kondisinya sedang menurun, tidak akan mampu. Dan Anda tidak dapat mengubah kebugaran tubuh menjadi lebih baik dengan memasukkan racun apapun juga ke dalamnya.” (Immunisation:The Reality behind the Myth) Manusia merupakan makhluk yang punya banyak kelebihan. Terdapat perbedaan yang mencolok antara manusia dengan hewan tingkat rendah. Apa yang dapat diterapkan padanya tidak cocok bagi hewan, demikian juga sebaliknya. Namun, orang-orang atheis menyamakan hewan dengan manusia, sebab mereka menganut teori evolusi manusia melalui kera yang sangat “menggelikan”. Oleh karena itu, mereka percaya bahwa apa yang dimiliki hewan dapat secara aman dimasukkan ke dalam tubuh manusia. Jadi, sel-sel hewan, virus, bakteri, darah, dan nanah disuntikkan ke dalam tubuh manusia. Logika setan ini adalah menjijikkan menurut Islam. Imunisasi digembar-gemborkan sebagai suatu bentuk keajaiban pencegahan penyakit, padahal faktanya cara itu tidak lebih hanya sebagai proyek penghasil uang para dokter dan perusahaan farmasi. Dalam kenyataannya, imunisasi lebih banyak menyebabkan bahaya daripada kesehatan. Bahkan, mengacaukan proses-proses alami yang ada dalam ciptaan-Nya. Nah, dengan paparan singkat ini, orang tua mana yang merasa tidak takut untuk memberikan imunisasi pada anaknya? Allah telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sangat sempurna. Manusia merupakan khalifah di bumi, sehingga merupakan ashraful makhluqaat (makhluk termulia). Mengingat keunggulan fisik, kecerdasan, dan jiwa secara hakiki, manusia mengungguli semua ciptaan Allah yang ada. Manusia merupakan makhluk unik yang dilengkapi sistem kekebalan alami yang berpotensi melawan semua mikroba, virus, serta bakteri asing dan berbahaya. Jika manusia menjalani hidupnya sesuai petunjuk syariat yang berupa perintah dan larangan, kesehatannya akan tetap terjaga dari serangan virus, bakteri, dan kuman penyakit lainnya. Sedangkan orang-orang kafir, mengangap adanya kekurangan dalam diri manusia sebagai ciptaan Allah, sehingga berusaha sekuat tenaga memperkuat sistemn pertahanan tubuh melalui imunisasai yang tercampur najis dan penuh dengan bahaya. sumber:http://morenicenews.blogspot.com/

Kamis, 03 September 2009

14 Ramadhan 1430 H

Alhamdulillahirobbilaalamiin... Tepat hari ini ramadhan yang ke 14 (4 September 2009) Allah swt masih memberikan banyak rizki kepada hamba salah satunya dipertemukan dengan usia yang ke 28 walaupun sejatinya Allah swt telah mengurangi jatah usia saya yang sebenarnya sudah di tentukan oleh Nya. Saya sangat berterima kasih kepada Allah SWT,… atas nikmat.. yang diberikanNya…!!! Diberi nikmat sampai saat ini… umur panjang… diberi rezeki yang lebih dari cukup… diberi kesempatan untuk menuntut ilmu… dan masssiiih banyak lagi nikmat-nikmat yang saya tidak bisa sebutin satu persatu…!!! :D

Saya selalu merenung… atau gampangnya review setiap Saya ultah…!!! Setelah saya diberi nikmat… apa yang bisa saya berikan kepada umat… masyarakat sekitar.. !!! Toh nikmat yang diberikan.. masih ada hak orang lain…!!! Toh saya ini bukan siapa-siapa… kalau bukan Allah SWT punya kehendak…!!! In short,… saya selalu menanyakan kepada diri sendiri… apa yang telah saya sumbangkan kepada sesama manusia… (habblum minan naas)… dan apa yang telah saya lakukan untuk mendekatkan diri kepada Nya… (hablum minallah)…!!!

Setelah merenung-renung… memang saya menyadari betul…. bahwa saya ini bukan siapa-siapa… !!! Semakin dalam saya belajar… semakin dalem bahwa saya tidak tahu apa-apa…!!! Semakin dalem saya berusaha… saya semakin sadar bahwa… saya ini tidak ada apa-apa nya….!!! Dan tanpa bantuan teman… rekan sekalian… tidak bakalan bisa ngapa-ngapain…!!! So… tanpa niat yang tuluz dari orang-orang sekeliling kita… tidak bakalan kita bisa melakukan apa-apa… dan tentu saza… semuanya atas kehendak Allah SWT…!!!

Saya juga bersyukur Allah memberikan pelajaran setiap hari kepada saya… dimana saya berpindah dari pekerjaan … kepekerjaan yang lain…!!! Banyak pelajaran yang saya peroleh… !!! Mungkin kalau sebagai perumpamaan… adalah jika kita pengen belajar lapar… maka berpuasa laagh… pasti mengerti apa yang dinamakan lapar…!!! So...selalu bersyukur itu kuncinya....!!!

Last,… sekali lagi.. terima kasih atas ucapan yang tuluz… !!! Walau belum bertemu muka secara langsung (hanya media virtual)… mungkin terasa… yang jauh belum tentu jauh… bisa merasakan hati terasa dekat… walau ndak tahu rupa dan wajah…!!! Sebagai manusia… yang banyak kekurangan,… mohon saran dan kritik.. toh semuanya berangkat dari niat yang baik…!!! :D

Yang terakhir saya hanya bisa berdo'a kepada Allah

Bismillaahirrohmaanirrohiim Alhamdulillaahirobbil ‘aalamiin 3x

Hamdan Yuuwaafii ni’amahu wayukaafii maziidah. Yaa robbana lakal hamdu kamaa yambaghii lijalaali wajhika wa’adhiimi sulthoonik. Wa shollal loohu ‘alaa sayyidina muhammaddin wa’alaa aalihii wa shohbihii ajma’iin. (Segala puji bagi Allah yang menguasai sekalian alam. Pujian yang memadai nikmat-Nya yang selaras dengan kebaikan-Nya. Wahai Tuhan kami, bagi-Mu segala puji yang layak bagi keagungan dan kebesaran kekuasaan-Mu. Sholawat serta salam semoga tetap dilimpahkan kepada junjungan nabi besar Muhammad Saw, keluarga dan sahabat-sahabat semuanya.)....

Selasa, 01 September 2009

Evaluasi di Pertengahan Ramadhan

Kawan, apa kabarmu hari ini? Sehat kah? Bagaimana kabar ruhanimu? Tidak dalam keadaan futur kan? Kawan, tidak terasa sudah 11 hari telah kita lewati di bulan Ramadhan ini. Ada rasa senang, bahagia, gembira, cemas, bahkan sedih. Di antara tawaran diskon belanja, parcel lebaran yang berwarna-warni, antrian loket tiket mudik serta rasa kangen berkumpul dengan keluarga yang semakin menggebu; ada rasa cemas dan sedih di dalam hati. Cemas memikirkan apakah ibadah Ramadhan telah dilakukan dengan optimal. Sedih mengingat tinggal setengah perjalanan lagi Ramadhan sudah meninggalkan kita. Apakah masih ada umur untuk bertemu dengan bulan Ramadhan tahun depan? Bagaimana jika Ramadhan tahun ini adalah Ramadhan terakhir dalam hidup kita? Wallahu alam.

Untuk itu kawan, ada baiknya kita mengevaluasi diri. Apakah sudah sepenuh hati kita beribadah di bulan Ramadhan tahun ini. Ada baiknya beberapa pertanyaan kita tujukan pada hati nurani kita dan hanya kita sendiri yang tahu jawabannya.

Sudahkah kita menahan hawa nafsu kita, bukan hanya sekedar menahan lapar dan dahaga semata? Apakah sudah terasa penderitaan orang-orang yang kelaparan? Sudahkan kita memberi ifthor untuk orang yang berpuasa? Atau masih terasa berat untuk berbagi pada saat berbuka puasa?

Sudahkan malam Ramadhan kita isi dengan tarawih? Atau kita masih sering meninggalkan sunnah muakad ini? Sudahkah kita perbanyak bacaan ayat suci Al-Qur’an? Sudah khatam kah? Atau lebih banyak waktu yang terbuang daripada untuk membaca dan mengkajinya?

Sudahkah sepertiga malam terakhir kita isi dengan qiyamul lail? Atau untuk sahur saja kita tidak kuasa untuk bangun?

Sudahkah kita sucikan dosa-dosa dengan taubat? Atau malah semakin banyak dosa baru yang kita buat? Padahal bulan Ramadhan adalah bulan pengampunan.

Sudahkan kita sisihkan harta untuk shadaqoh? Atau sudah tidak tersisa lagi setelah membeli baju lebaran?

Sudahkah kita persiapkan diri untuk mendapatkan Lailatul Qodar? Bisakah kita merasakan isyarat datangnya malam seribu bulan ini?

Sudahkah kita berjuang sekuat tenaga melawan hawa nafsu sehingga nantinya pantas menjadi pemenang di hari yang fitri? Ataukah merapuh semangat juang kita di tengah jalan?

Sudahkah kita mempersiapkan ketulusan hati untuk memberi maaf di saat kita kembali fitri? Sudah siapkah lisan dan hati kita mengucapkan maaf untuk melebur dosa yang telah lalu? Atau ego masih sulit untuk kita kalahkan?

Sudahkah kita menjadi pribadi yang lebih baik di pertengahan Ramadhan ini? Sudahkah kita meraih puasa Khawashul Khawash? Yaitu puasa yang mengikat hati dengan kecintaan pada Allah, tidak memperhitungkan selain Allah, membenci perilaku maksiat dan hanya menyibukkan hati dengan ketaatan dan dzikir pada-Nya.

Kawan, kita berharap sebagian besar bahkan semua pertanyaan evaluasi di atas kita jawab ”SUDAH”. Apabila masih ada yang belum bisa kita jawab, masih ada setengah perjalanan lagi meningkatkan kualitas ibadah kita. Masih ada sepuluh malam terakhir untuk kita mohon ampunan kepada-Nya. Masih ada kesempatan menyisihkan harta untuk berzakat di akhir bulan Ramadhan. Semoga Allah memberi kekuatan dan kesabaran untuk meningkatkan amal ibadah kita. Semoga Allah memanjangkan umur dan mempertemukan kita dengan Ramadhan tahun depan dan semoga kelak kita mendapatkan surga Ar-Rayyan, yaitu surga untuk orang-orang yang berpuasa. Amin

Wassalamu’alaikum wr. wb. 11 Ramadhan 1430 H